Senin, 27 Februari 2012

Pelacur dengan Sopan, Aisatsu


Pelacur dengan Sopan, Aisatsu


OPINI | 21 February 2012 | 06:48Dibaca: 390   Komentar: 13   Nihil
Aisatsu Atau salam ala Jepang tidak hanya diucapkan oleh masyarakat Jepang pada umumnya. Aisatsu juga diucapkan oleh mereka, Pekerja Seks Komersil.
Kata-kata “Konbanwa”, akan banyak terdengar kalau anda berada pada suatu lokalisasi yang berada di Jepang. Mereka, para wanita malam tersebut tidak segan-segan menyapa dan membungkukkan badan ke Anda dengan sopan.
Saya dulu pernah iseng main ke sebuah lokalisasi di Tenoji Osaka Bersama teman orang Jepang. Saya hanya sekedar kepengen tahu bagaimana situasi dan bentuk lokalisasi yang ada di Jepang.
Saya rasa tidak sama seperti yang ada di Indonesia, di Tenoji ini para wanita tidak nongkong dan duduk ngobrol di depan rumah. Tapi diam saja di dalam, namun pintu rumah selalu terbuka. Di ruang depan mereka duduk manis bersolek, ada memakai kimono, ada juga yang berpakaian seksi kebarat-baratan. Sering terdengar ketika saya melewati tiap rumah kata “konbanwa” dan “irasaimase” yang diucapkan oleh mereka.
Teman saya pernah mengajak pemberhentian di sebuah rumah. Seorang wanita muda berpakaian kimono duduk manis sedang bersolek. Ketika kami akan hendak masuk, Dia lalu berdiri, dan membungkukkan badannya sambil berucap Aisatsu.
Karena iseng, bukan sebagai keperluan “berbelanja”, kami hanya ngobrol sebentar lalu keluar. Kami diantarnya sampai ke depan pintu, dan keluar kata “Arigatou Gozaimasu”, sebagai ucapan terima kasih telah mampir.
Pelacur atau PSK, kebanyakan dipikiran saya sebelumnya adalah wanita yang tidak sopan. Karena pernah menjelajahi suatu lokalisasi di Palembang, saya pernah ditarik paksa oleh wanita untuk masuk kerumah.
Namun di Tenoji ini, pandangan saya beda, mereka sopan. Mengucapkan salam dengan sopan tidak hilang dari mereka, budaya khas tidak tergeser walaupun mereka berada di lembah hitam.
Cukup aneh bagi saya, pada saat berada pada posisi yang “terpinggirkan”, mereka masih berbudaya. Seharusnya pada posisi yang begini, mereka menghilangkan saja budaya tersebut, karena bisa jadi orang asing akan menduga kalau sudah salah masuk kamar, bukan rumah bordil tapi rumah gadis perawan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar