Senin, 27 Februari 2012

Gaya Anak Sekolah di Jepang


Gaya Anak Sekolah di Jepang


OPINI | 24 February 2012 | 06:37Dibaca: 1915   Komentar: 43   2 dari 3 Kompasianer menilai menarik
Dulu, pagi hari ketika berangkat kerja, saya selalu berpapasan dengan anak muda Jepang berseragam sedang mengayuh sepeda. Ceweknya memakai rok mini, sedangkan cowoknya bercelana panjang. Berdandan modis dan modern, dengan gaya rambut berwarna ke-Amerika-an.
Sambil mengayuh sepeda, anak sekolah ini ngobrol ke temannya yang mengayuh sepeda juga. Biasanya cewek antar cewek, dan cowok antar cowok. Yang saya tidak tahan, kalau sudah berpapasan dengan rombongan anak sekolah cewek. Mereka ini suka melihat ke saya sambil berucap nyaris tak terdengar, “gaijin” (orang asing dalam ucapan yang agak sinis). Namun yang tidak tahan saya bukan ucapan itu, tapi kayuhan kaki mereka pada pedal sepeda. Anda tahu sendiri kan bagaimana bila mengayuh sepeda pakai rok mini?.
Rok mini yang dipakai gadis berseragam sekolah sudah pemandangan biasa di Jepang. Pun, saya terbiasa juga melihat pemandangan pada suatu gerbong kereta, pasangan muda-mudi berseragam sedang berpelukan. Mereka acuh, menganggap isi penumpang gerbong yang memang sedikit itu bagai tidak ada sama sekali orang.
Lain waktu di suatu gerbong, aku melihat segerombolan anak sekolah berpenampilan nyentrik, rambutnya seperti Megaloman, kulitnya coklat terbakar, dan ber-make up norak. Menurut saya mereka ini kepengen mengikuti Artis Beyonce, karena dulu tahun 2007-an anak muda Jepang banyak mengaguminya.
Pernah juga menjumpai di gerbong kereta anak sekolahan yang biasa saja. Biasa seperti kebanyakan orang Jepang, yaitu membaca buku, mainin HP atau Tidur. Biasanya, buku yang dibaca adalah Komik bergambar. Kalau anak sekolah yang mainin “keitai” atau HP mereka kebanyakan memakai Produk Docomo untuk berinternet ria di kereta, karena memang orang Jepang banyak memakai produk tersebut. Kalau saya, orang asing kebanyakan memakai Vodafone sekarang (di Jepang) telah berubah menjadi Softbank.
Produk Docomo memang lebih murah dibandingkan Softbank. Murah harganya, dan murah juga untuk menelpon, sms, mail, dan ngenet. Produk Softbank juga lebih keren dalam hal Fitur dan casing membuatnya lebih mahal harganya dari docomo. Produk Docomo juga tidak bisa di pakai di luar Jepang, berbeda dengan Produk Softbank yang bisa di pakai di Indonesia (kalau HP sudah di Instalasi). Karena saya dulu memakai Softbank, ketika digunakan di kereta, anak sekolahan akan menengok, dan buru-buru menutup HP yang dimaininnya. Mungkin agak minder kali ya, melihat orang asing mempunyai HP lebih keren dari dia.
Kulihat, anak sekolah tadi sudah merunduk, bertanda dia sudah tidur. Kalau sudah tidak ngapa-ngapain mending tidur, ngidupin iPod, melamun sebentar lalu tertidur, begitu saja yang dilakukan anak sekolah kalau tidak membaca buku, atau mainin HP di kereta.
Anak sekolahan di Jepang juga sering mondar mandir pakai seragam pada hari libur. Biasanya mereka ini mengikuti jam tambahan. Setelah keluar dari sekolah, mereka tak langsung pulang, tapi nongkrong dulu di tempat Karaoke. Itu yang sering saya temui, ketika saya bersama teman melepas kepenatan berkaraoke di hari minggu.
Mengenai pergaulan mereka yang saya rasa cukup bebas, karena bisa jadi karena pengaruh teknologi itu sendiri. Anak sekolahan sering mengakses internet melalui HP mereka. Internet di Jepang tanpa batas, bebas, kecepatannya pun luar biasa cepat (kabarnya NO. 1 di Dunia), Saya mendownload 1 lagu 15 MB saja, dalam hitungan detik telah selesai. Apalagi cuma buat buka Youtube atau akses situs video porno lainnya.
Tempat hiburan yang banyak membuat anak sekolah menghabiskan waktu bersama di sana. Bersenang-senang hingga kebablasan, bisa jadi mereka lupa kalau keperawanan itu penting. Salah satu faktor penunjang cowok untuk menggoda adalah rok mini itu tadi. Namanya saja lelaki, tidak diundang saja mereka akan datang, apalagi diundang.
Gaya anak sekolah di Jepang sangat jauh dibanding anak sekolah di Indonesia. Karena memang mereka di dukung oleh kemajuan teknologi di negaranya. Bisa jadi Indonesia akan sama dengan mereka, kalau kemajuan teknologi kita sudah melaju cepat pagai peluru dan merobek norma budaya ketimuran Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar