Senin, 27 Februari 2012

Orang Jepang Jarang yang Berkumis


Orang Jepang Jarang yang Berkumis


OPINI | 27 February 2012 | 17:28Dibaca: 577   Komentar: 27   1 dari 2 Kompasianer menilai menarik
1330398246370284879
Saya pernah ditegur Bos ketika masih magang di Jepang dulu. Dia menyuruh saya memotong jenggot dan kumis yang dirasa tidak begitu lebat. Karena peraturan perusahaan, karyawan dari manapun harus rapi dan tidak boleh memeliharanya. Terpaksa saya cukur rapi sehingga tampak klimis.
Bagi mereka, orang Jepang. Memelihara jenggot dan kumis tidak elok, dirasa jorok dipikiran dan matanya. Ketika kutanyakan salah seorang karyawan, memang bagi mereka kumis dan jenggot yang panjang tidak enak dilihat. Kalau makan, sisa makanan sering nyangkut di kumis. Jadi, untuk menghilangkan kesan jorok bagi mereka, terpaksa, kami anak magang, tidak satu pun memelihara jenggot dan kumis.
Saya pernah tidak sengaja melihat beberapa isi loker orang jepang. Didalam loker mereka terdapat alat cukur, dan di pintu loker juga terpasang cermin kecil. Bila mereka telah berganti ke pakaian kerja, sebelum menuju ke tempat kerja, mereka pasti memeriksa jenggot dan kumis dulu. Kalau diraba-raba kasar, dia lalu mencukurnya, kalau dirasa rapi akan berkata “yos” dengan lirih.
Di jalanan Osaka, maupun di televisi, jarang memang saya lihat, orang Jepang berkumis. Apalagi berkumis layaknya pak raden, atau opie kumis. Jadi, kalau pelawak di Jepang, tidak ada anekdot namanya diembel-embeli kumis.
Wajah rapi tanpa ditumbuhi bulu-bulu memang merupakan Performa dari Orang Jepang. Mereka lebih merasa gagah kalau tanpa kumis. Merasa aneh kalau orang jepang melihat orang asing berkumis, apalagi dengan ditumbuhi jenggot yang panjang.
Tapi, itu semua tergantung perusahaan masing-masing. Ada yang memperbolehkan memeliharanya, ada yang tidak. Perusahaan tempat saya magang dulu tidak memperbolehkan. Kalau perusahaan teman di Nagoya ada yang memperbolehkannya. Jadi, kalau teman tersebut main kerumah saya di Osaka, menjemput dia di stasiun kereta agak Risih juga. Sebab orang jepang pada ngeliatin teman saya yang berkumis.
Kalau di Indonesia bagaimana?,
perusahaan membolehkannya, asal rapi dan tidak terlalu panjang. Begitu pun PNS dan pegawai Pemerintahan lainnya, boleh saja memelihara kumis dan jenggot asal rapi dan terawat. Seandainya pemerintah melarang pegawainya berkumis, bisa jadi Kapolri kita, Bapak Timur Pradopo akan blingsatan mendengar peraturan ini. Apalagi Menpora kita, Andi Malaranggeng, dia pasti paling dulu mencukur kumisnya yang seksi.
Bagaimana dengan anda, Apakah berkumis dan berjenggot?,
Kalau iya nikmatilah. belum tentu manusia di negara lain bisa menikmati kebebasan di negeri kita. Ini sebuah anugerah yang tak dapat dijelaskan dengan kata-kata.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar