Rabu, 01 Februari 2012

Mengapa Kasir Super Market Di Jepang Tidak Mempersiapkan Belanjaan Konsumen ?


Sosbud

Kirim Pesan

Otoko Mae

use your imagination

Mengapa Kasir Super Market Di Jepang Tidak Mempersiapkan Belanjaan Konsumen ?

REP | 27 December 2011 | 12:231792 68  1 dari 2 Kompasianer menilai menarik
Pembeli adalah Raja.
Memang benar,
tapi tidak begitu menjadi raja seutuhnya, apa pun disiapkan, memasukkan barang belanjaan ke kantong kresek minta juga di layani.
Super market yang ada di indonesia memang melayani kita seutuhnya. Dari mencari barang, hingga memasukan belanjaan kekantong adalah service dari mereka. Tapi tidak di negara jepang. Sehabis membayar di kasir, barang belanjaan kita akan di letakkan kembali ke keranjang dan penjaga kasir akan menyiapkan hanya kantong kresek/plastik tanpa melakukan apa-apa. Saya sempat bingung, kok kasirnya tidak langsung memasukan ke kantong. Saya lihat di kasir sebelah juga melakukan yang seperti itu.
Rupanya, sang kasir menyuruh konsumen mempersiapkan sendiri belanjaannya di tempat yang di sediakan di luar kasir. Itu terjadi tidak hanya di supermarket besar, mini market juga begitu, dan itu merupakan tradisi kecil di negeri sakura.
Mengapa harus begitu?
Setelah saya Tela’ah dan membandingkan dengan supermarket yang ada di indonesia, ada beberapa kesimpulan yang bisa saya petik, diantaranya :
1. Menghemat Atrian
Anda pasti dongkol kalau antrian panjang hanya untuk membayar belanjaan. Kalau kasirnya cuma menghitung belanjaan konsumen dan tidak mengurus belanjaan, saya rasa antrian tidak begitu panjang. Sebab kerja kasir hanya mengurus pembayaran saja, perhitungan waktu kira-kira ; pembayaran belanjaan adalah 70% dan memasukkan barang 30% dari waktu untuk seorang konsumen. Jadi bisa menghemat antrian sekitar 30 persen/ minimal (dalam hitungan manual saja)
2. Menghemat tenaga kerja
pernah saya lihat super market di Indonesia ada yang dua orang stand by di kasir. Tugasnya bisa di tebak, satu orang buat menghitung pembayaran dan satunya lagi bertugas mengurus belanjaan. Manajemennya memang sengaja meletakkan dua orang di sana untuk efisiensi waktu melayani konsumen, dengan kata lain mempercepat pekerjaan di kasir. Seandainya saja konsumen di suruh sendiri memasukkan belanjaan ke kantong kresek, saya rasa pelayan di kasir cuma satu orang seperti di Jepang.
3. Bikin nyaman konsumen
walaupun agak merepotkan karena belum terbiasa, namun saya nyaman mempersiapkan belanjaan. Saya lebih bisa memilih apa saja yang harus dipisahkan. Kebiasaan di indonesia yang sering mencampur-adukan belanjaan dalam satu kantong kresek membuat telor kadang pecah, makanan bau sabun dan saya sering bongkar lagi untuk memisahkan belanjaan di supermarket.
Kesimpulannya itu saja, mungkin masih banyak lagi kalau di pikirkan. Intinya cuma satu yaitu kemandirian seorang konsumen. Kita bisa mulai dari diri sendiri. Seandainya di belakang kita antriannya sudah panjang, baiknya kita dengan suka rela mengurus sendiri belanjaan tanpa bantuan kasir. Dengan begitu walaupun tidak signifikan akan mengurangi antrian dan kerja kasir.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar