Selasa, 31 Januari 2012

Jumbi dan Kakunin, Gaya Hidup Ala Jepang


Luar Negeri

Kirim Pesan

Otoko Mae

use your imagination

Jumbi dan Kakunin, Gaya Hidup Ala Jepang

REP | 09 January 2011 | 11:42214 18  1 dari 2 Kompasianer menilai Bermanfaat
Kalau mau pergi atau jalan-jalan, Istri saya pasti repot!. Nyiapin makan anaklah, nyiapin popoklah, belum mandi, belum bikin sarapan, pokoknya pasti sibuk. Padahal, waktu keberangkatan yang dijadwalkan 1 jam lagi. Dan, , , Eh, ketika sedang dijalan mau berangkat, malah ada lagi yang ketinggalan barang bawaannya dirumah. duh!, saya sebagai suami yang terbiasa dengan gaya hidup ala Jepang, cuma bisa mengurut dada yang kerempeng ini alias bersabar!.
Begitu pun di kantor.
Masuk kerja jam 8 tepat. Tapi, meja masih berantakan, karyawan masih sibuk sisir-sisiran rambut dan pakai bedak-lipstik, apa yang mau dikerjakan belum ada, malah ada pegawai penting belum ada di kursinya. Saya sebagai Pelaksana tugas (Plt) harian bos yang keluar negeri, cuma bisa geleng-geleng kepala yang botak ini (botak karena kebanyakan mikir hal yang sepele macam ini)!.
Oke, saya akan paksa memakluminya, negeri ini memang telah terbiasa dengan hal Indisipiner macam itu. Tapi sekiranya, hal yang menyangkut masalah pekerjaan yang di tuntut ketelitian, harus bisa menyesuaikan dong!, masa ada saja customer yang komplain, kurang inilah, kurang itulah, catatan nota dengan pembelian tidak sinkronlah, dan bermacam-macam masalah, karena pegawai kurang teliti atau tidak memeriksa ulang hasil pekerjaannya.
Di Jepang,
Masuk kerja jam 8, pegawainya sudah hadir lengkap di mejanya jam 7.30!. Apa saja yang dikerjakannya?
JUMBI !
Jumbi dalam bahasa Indonesia artinya persiapan. Mempersiapkan apa saja yang harus dikerjakan hari ini, dan saat tepat pada pukul 8 teng!, mereka telah sibuk bekerja dengan maksimal. Tidak ada manusia yang ngerumpi, bersolek, masih bersih-bersih meja, atau belum datang. Sehingga, dengan persiapan awal yang matang, pekerjaan jadi over maksimal atau kelebihan target. Dengan begitu, Bos jadi senang, gaji akan naik, produksi terus meningkat, ekspor barang melambung, negara jadi makmur, rakyatnya pun sentosa!.
Namun, walaupun mereka itu di karunia manusia yang bersumber daya ketelitian yang akurasinya hampir 100 %. Tetap saja masih memeriksa ulang atau KAKUNIN.
Ya, Kakunin!.
Jarang ada manusia Indonesia yang memeriksa ulang hasil pekerjaannya. Setelah selesai mengerjakan, langsung saja minta tanda tangan. Sewaktu saya periksa, busyet!, angka nolnya kurang satu di bilangan harga!. Wow,, bisa rugi ratusan juta perusahaan ini!.
Seperti Istri saya tadi. Tidak memeriksa lagi bawaannya, apakah sudah lengkap belum, tidak ada yang ketinggalan, pokoknya Memeriksa lagilah, walaupun itu hal yang sepele!.
Saya saja, sewaktu pertama kali kerja di perusahaan jepang, geli!, ya, lucu bila melihat mereka seperti tidak percaya diri saja, memeriksa ulang pekerjaannya. Malah sempat tertawa ketika mereka datang pada pukul 6 pagi cuma buat bersih-bersih tempat kerja dan memotong jenggot saja, padahal mulai kerja jam 8.
Tapi, lambat laun saya jadi mengerti. Suatu Negara akan berubah dari hal yang sekecil ini. Lupakan saja mereka yang tidak tepat waktu, cuekkan saja mereka yang tidak periksa lagi. Yang penting, ubahlah bangsa kita yang keropos ini dari dalam diri kita sendiri.
Wahai kompasianer, jadi ingatlah, JUMBI dan KAKUNIN. Rahasia negara Jepang yang tak boleh diketahui oleh siapa pun, dan saya menghadirkannya buat anda sekalian.
Salam Hangat!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar